Anak-anak dan remaja di kampung saya paling suka ikut
mengantarkan jenazah ke makam. Dengan
sukarela mereka berjalan kaki menempuh jarak sejauh sekitar 2 km,
melalui jalan raya yang ramai kendaraan.
Ternyata tindakan itu tidak hanya didorong oleh rasa
peduli terhadap tetangga yang tengah berkabung. Rupanya, dengan turut mengiring
jenazah mereka bisa mendapat uang.
Lha kok bisa ?
Di daerah saya ada tradisi, para sopir dan penumpang
kendaraan yang berpapasan dengan iring-iringan pengantar jenazah akan
melemparkan uang pada rombongn tersebut.
Menurut kepercayaan (takhayul) di masyarakat kami,
mereka atau siapa pun kita akan tertimpa nasib sial dalam perjalanan di tengah
jalan berpapasan dengan iring-iringan jenazah. Supaya terhindar dari nasib
sial, orang mesti dengen bersedekah memberikan sebagian uang miliknya pada
rombongan pengantar jenazah.
Nah, uang lemparan itulah yang menjadi rebutan
anak-anak, bahkan tidak jarang remaja.
*Agus Kurniawan di Jember.
No comments:
Post a Comment