Lerak : Detergen Nenek Moyang Biasa untuk Batik nan Ramah Lingkungan - Pakdhe Heru

Saturday, March 3, 2018

Lerak : Detergen Nenek Moyang Biasa untuk Batik nan Ramah Lingkungan


Selama ini kita tenang-tenang saja mencuci pakaian dengan deterjen. Praktis, mudah didapat, hasilnya pun memuaskan. Namun, pilihan itu diam-diam membawa “bencana” bagi lingkungan.

Seperti diketahui, deterjen merupakan  produk sintetis. Penggunaannya akan menimbulkan polusi berupa meningkatnya pH air. Kalau keasaman air tinggi, kehidupan organisme di dalamnya  dapat terganggu.

Semakin tinggi penggunaan pembersih sintetis di masyarakat luas tentunya lingkungan perairan di sekitar pemukiman penduduk akan makin tercemar. Termasuk sungai-sungai yang menjadi sumber air baku bagi perusahaan  air minum.

Celakanya, air yang tercemar senyawa deterjen dalam jumlah banyak tidak mudah terurai oleh sistem instalasi air yang ada. Diduga  kuat, senyawa itu masih terkandung dalam air bersih yang disalurkan ke rumah-rumah penduduk. Ini mengkhawatirkan, karena senyawa deterjen bersifat karsinogenik atau dapat menimbulkan kanker bila tertumpuk dalam jangka waktu lama dalam tubuh.

Meskipun sudah muncul deterjen yang mengklaim ramah lingkungan, persoalan belum selesai. Pasalnya, linier alkyl benzene sulfonate sebagi surfaktan deterjen yang lebih ramah lingkungan masih menyisakan ikatan benzene dalam 10 hari berada di lingkungan. Ikatan ini berbahaya karena dapat membentuk chlorobenzene, salah satu pemicu kanker.

Jika mau repot sedikit, pakai saja buah lerak. Orang Jawa mengenalnya sebagai klerek atau werek. Sementara orang Sunda mengucapkannya dengan rerek. Beda dengan orang Palembang yang menyebutnya Lamuran.

Buah lerak bisa didapat dipasar-pasar tradisional. Harganya relative murah. Bentuk ditandai dengan kulit buahnya yang mengerut. Perlu pukulan ekstra (palu) untuk memecah kulit buah ini.

Dari pecahan lerak ini kemudian dicelupkan ke dalam air dan digosok sehingga akan keluar buih. Buih ini dimanfaatkan dengan merendam pakaian semalam. Kain yang berwarna aken lebih tahan lama bila dicuci dengan lerak.

 
Di Yogyakarta lerak kerap kali dipakai untuk mencuci batik. Caranya, batik yang akan dicuci dicampur dengan air hangat yang sudah diberi lerak.

Air bekas lerak ini ramah lingkungan. 
 
Bagaimana dengan kamu ? 
 
Ingin mencuci dengan LERAK ? Sok atuh/ Monggo !!!



 

No comments:

Post a Comment