Sudah lumrah jika anak-anak memiliki sebuah cita-cita. Lumrah pula cita-citanya tak seiring dengan ayah bundanya. Menghadapi situsi seperti ini, ada orang tua yang toleran, dalam arti membebaskan si anak untuk menggapai cita-citanya. Ada pula orang tua yang suka memaksakan kehendak. Tak pelak benturan pun terjadi.
Untuk menghindari benturan itu, selayaknya orang tua memahami aspirasi anak. Ada anak memilih suatu cita-cita karena ingin menampilkan atau memperlihatkan eksistensinya atau ingin meraih gaji tinggi.
Usaha yang dapat dilakukan orang tua dalam menyikapi cita-cita anak yaitu :
- Mengikutsertakan anak dalam sebuah lomba untuk mengetahui bakat dan sampai sejauh mana cita-cita anak dapat tercapai. Namun, sebelumnya diinformasikan dan ditawarkan kepada anak apakah ia berminat.
- Mengenal minat dan potensi atau bakat anak sehingga tidak akan terjadi salah pilih
- Orangtua memberi keleluasan dalam memilih apa yang anak sukai atau minati sehingga anak akan merasa dihargai eksistensi atau keberadaan dirinya
- Mendorong anak untuk mengikuti kursus untuk menambah wawasan dalam memilih dan mencapai cita-cita. Tentu disesuaikan dengan minat dan bakatnya
- Memberi dukungan agar anak mempunyai rasa percaya diri dan bersemangat meraih cita-cita. Dukungan ini bisa berupa fisik (material) dan mental (bimbingan atau dorongan)
- Memberi gambaran tentang cita-cita dan memperkenalkan berbagai profesi agar anak bisa menyesuaikan antara karakteristik diri dengan kondisi profesi yang dicita-citakan.


No comments:
Post a Comment