Belajar Bahagia - Pakdhe Heru

Friday, March 23, 2018

Belajar Bahagia



Painem terlibat percakapan lewat telepon dengan kawan lamanya, Tukini. Serius banget, padahal itu hari Ahad.

“Hari Ahad hari yang paling menyebalkan,” kata  Tukini.

Painem terhenyak. Sudah lama mereka tidak bertemu, setelah masing-masing sibuk dengan dunia rumah tangga selama sepuluh tahunan.

“loh, kenapa ?” tanyanya setengah memancing.

“Enggak tahu mau ngapain…”

Setahu Painem, Tukini termasuk kawan yang cukup beruntung kehidupan keluarganya. Cukup mapanlah.

“Bukannya kamu tinggal pilih aktivitas ? Pergilah nonton bioskop !” usul Painem.

“Kulakukan tiap hari Senin, ladies night”

“Nonton konser ?”


“Biasanya hari Kamis atau Sabtu.”

Painem mulai garuk-garuk kepalanya yang tak gatal.

“Ke galeri ?”

“Enggak minat.”

“Berkebun ?”

“Kulakukan tiap hari …. Aku punya kebun yang keren.”

“Jalan-jalan dengan suami dan anak dong….” Painem merasa ini pasti usul yang bakal diterima.

Simple dan kenapa sedari tadi tak diusulkannya ? Tapi kembali terdengar suara sendu Tukini.

“Ya itulah, tapi kehabisan ide mau jalan ke mana … Bosan….” Ternayang wajah Tukini yang muram.

Tukini mendesah. Aura murung di seberang telepon mulai mengimbas ke diri Painem. Tukini sepertinya orang paling tidak bahagia di dunia saat ini.

Semua ia punya, tapi tak bahagia. Painem teringat pernah membaca bahwa menurut survey kebahagiaan dunia, rakyat Eslandia termasuk rakyat yang paling bahagia di dunia.

Ya, rakyat di negara sedingin itu, yang di musim dingin siang hari gelapnya seperti malam. Gelap dan dingin selama berbulan-bulan… tapi malah bisa bahagia. Ah, barangkali Tukini harus berkunjung ke sana. Untuk belajar caranya berbahagia. “Atau ia harus merasakan bangkrut, atau ditinggalkan suami, atau merasakan punya anak bermasalah ?” Pikirnya jahil.

Sementara itu ditelepon, suara Tukini yang tidak bahagia masih terus berkeluh kesah. Kata orang bahagia itu ada di pikiran, ada lagi yang bilang di hati. Ah, tak peduli yang mana yang betul, yang pasti belum ada di pikiran dan hati kawannya.


No comments:

Post a Comment