Tips Menulis Ala Dan Brown - Pakdhe Heru

Wednesday, March 21, 2018

Tips Menulis Ala Dan Brown



Kecakapan menulis berkembang sering jam terbang. Dan Brown merasakan hal itu. Ketika membuat esai pertamanya di SMU, Brown memilih topic Grand Canyon. Dia melukiskan dengan kata-kata sifat yang tiada habisnya. Brown merasa telah membuat tugasnya  dengan sangat indah. Tapi gurunya malah mengembalikan tugas itu dengan banyak catatan bertinta merah. “Dia menghapus 90% kata sifatku dan member nilai C minus. Di bagian atas kertas tertulis, simpler is better,” cerita Brown.

Nasihat itu rupanya sangat berkesan di hati Brown. Setelah sukses dengan The Davinci Code, ia selalu member tahu orang yang mewawancarainya, bahwa kunci suksesnya dalam bercerita adala banyak menggunakan tombol delete di computer.

Sedangkan penulis yang sangat disukai Brown kecil adalah Madeleine L’Engle. Lewat novelnya, A Wrinkle in Time, Madeleine menjadi orang pertama yang memperkenalkan Brown pada dunia mistis dan petualangan lewat tulisan.

Brown biasa menulis pada dini hari. Awalnya, dia melakukan itu lantaran terpaksa, karena itulah satu-satunya waktu luang. Namun lama-kelamaan, dia jadi kecanduan. “Kalau tidak berada di kursi pada jam empat atau empat tiga puluh pagi, aku merasa benar-benar kehilangan saat-saat yang paling baik dan paling kreatif di hari itu,” Brown berujar.

Ketika tidur, pikiran menjadi sangat kreatif. Jadi, saat bangun, Brown punya banyak ide untuk dituliskan. Dia juga menjaga agar ide-ide tetap mengalir selama berjam-jam menulis dengan bantuan sejumlah alat kerja. Salah satunya, sebuah jam pasir antix di atas meja, untuk mengingatkan waktu beristirahat.

Guna menjaga agar tekanan darah tidak turun terlalu jauh, Brown melakukan sit-up dan push-up beberapa kali. Kalau sit-up dan push-up masih kurang, ia akan memakai sepatu boot kesayangannya, lalu naik ke rak dan bergantung naik turun selama beberapa kali. Cara ini menambah alirah darah ke kepala.

“membuatku bisa melihat dunia dalam perspektif berbeda. Sering kali aku dapat memecahkan persoalan sulit saat turun-naik,” tutup penyuka karya-karya Jeffrey Archer, Robert Ludlum, dan Sidney Sheldon itu.

No comments:

Post a Comment