Salah satu kelebihan salak jika dibandingkan dengan buah tropis lain adalah keberadaannya yang setiap saat. Ia bukan buah musiman. Kapan saja kita ingin menikmatinya, boleh dikata ia hadir di pasar sepanjang tahun.
Kalau ditanya salak yang bagaimana yang enak dimakan, jawabannya pasti yang masak di pohon. Salak matang pohon ini dicirikan oleh kulit buahnya yang kelihatan bersih mengkilat dan susunan sisiknya renggang.
Bila bagian pangkalnya dipijit terasa agak lembut dan empuk, sedangkan kalau dicium berbau harum khas salak. Selain itu, bila dikupas warna bijinya akan terlihat coklat kehitaman.
Kadang-kadang kita jumpai salak yang cirinya sama dengan salak mata di pohon, tetapi kulitnya sudah retak (dalam arti retak sendiri secara alami di pohon). Salak seperti ini sudah masak benar, dan rasanya pasti enak sekali. Namun sayangnya, konsumen sering menolaknya karena dianggap cacat.
Jangan memilih salak yang kulit buahnya kelihatan kusam dan susunan sisiknya rapat, sebab salak seperti ini belum masak alias masih muda. Rasanya pasti asam dan sepat (kecuali salak pondoh dan salak gula pasir yang biarpun muda rasanya sudah manis).
Diperam pun rasanya akan tetap sama, karena salak memang termasuk buah yang tidak bisa diperam. Istilah ilmiahnya non-klimaterik, yaitu buah yang proses pemasakannya tidak berlanjut begitu ia dipetik dari pohon.
Salak yang kulit buahnya lunak berair serta mengeluarkan bau seperti arak menandakan sudah kadaluwarsa. Ini berarti proses pembusukan mulai terjadi, karena itu jangan dikonsumsi.
Ada baiknya cicipi dulu salak sebelum dibeli. Bukankah biasanya pedagang bauh tak keberatan salaknya dicicipi barang sebuah ????
Kadang-kadang kita jumpai salak yang cirinya sama dengan salak mata di pohon, tetapi kulitnya sudah retak (dalam arti retak sendiri secara alami di pohon). Salak seperti ini sudah masak benar, dan rasanya pasti enak sekali. Namun sayangnya, konsumen sering menolaknya karena dianggap cacat.
Jangan memilih salak yang kulit buahnya kelihatan kusam dan susunan sisiknya rapat, sebab salak seperti ini belum masak alias masih muda. Rasanya pasti asam dan sepat (kecuali salak pondoh dan salak gula pasir yang biarpun muda rasanya sudah manis).
Diperam pun rasanya akan tetap sama, karena salak memang termasuk buah yang tidak bisa diperam. Istilah ilmiahnya non-klimaterik, yaitu buah yang proses pemasakannya tidak berlanjut begitu ia dipetik dari pohon.
Salak yang kulit buahnya lunak berair serta mengeluarkan bau seperti arak menandakan sudah kadaluwarsa. Ini berarti proses pembusukan mulai terjadi, karena itu jangan dikonsumsi.
Ada baiknya cicipi dulu salak sebelum dibeli. Bukankah biasanya pedagang bauh tak keberatan salaknya dicicipi barang sebuah ????
No comments:
Post a Comment