Darimana Barcode Berawal - Pakdhe Heru

Sunday, March 4, 2018

Darimana Barcode Berawal

Ia hitam, berdiri, dan bergaris-garis. Biasanya ia nempel di sebuah benda dan jika discan/disinari akan terdengar bunyi “tit…”. Jika Anda sering berbelanja di minimarket atau supermarket tentu kenal dengan benda ini.  Betul ! Barcode.  Garis-garis hitam pada kemasan itu menyimpan identitas suatu barang.

Dengan ditembak sinar merah tipis, harga suatu barang langsung tertera di monitor kasir. Sedangkan alat pembacanya disebut pemindai (barcode scanner).

 
Sebelum barcode ada, pemilik toko dipusingkan dengan urusan catat-mencatat barang dagangan di toko mereka satu per satuu. Konon, model kartu berlubang (punch card) yang dikembangkan di AS tahun 1890 diharapkan dapat membantu kerepotan di toko.

Caranya ? Begini, pengunjung melubangi suatu kartu sebagai penadan barang yang dipilihnya. Kemudian saat mereka keluar, kartu tersebut dimasukkan ke salam sebuah alat pembaca.

Masalahnya, jika belanjaannya segunung pembeli kerepotan alam lubang melubangi. Selain itu, alat pembaca mahal sehingga banyak toko yang masih berpikir panjang untuk menggunakannya. Singkat kata, ide itu kurang ampuh.

Lahirnya barcode
Titik terang teknologi barcode mulai muncul pada tahun 1948, diilhami percakapan antara seorang presiden direktru perusahaan jaringan makanan dengan dekan Institut Teknologi Drexel. Presdir meminta sang dekan untuk membuat sebuah alat yang bisa membaca informasi produk secara otomatis, ketika pembeli keluar dari toko. Sayangnya sang dekan menolak.

Tanpa mereka sadari, ada seorang mahasiswa pascasarjana mencuri dengar percakapan itu. Namanya Benhard Silver. Ia kemudian menceritakan soal itu pada sahabatnya. Norman Joseph Woodland, seorang dosen di Drexel. Mula-mula ide mereka adalah menggunakan pola dari tinta yang akan berpendar di bawah sinar ultraviolet. Namun masalah pun muncul, kestabilan tinta susah dijaga dan harga cetak yang lumayan tinggi karena menggunakan tinta khusus.

Berhasil membuatnya
Setelah beberapa bulan jatuh bangun, Woodland akhirnya sampai dengan kode-kode batang kurus (linear barcode). Segera saja Woodland dan Silver mematenkan penemuan tersebut tanggal 20 Oktober 1949. Secara garis besar, symbol-simbol batang ini tersusun atas empat buah garis putih dengan latar belakang garis hitam.

Garis pertama adalah garis penanda dan posisi ketiga garis lainnya berjarak tertentu dengan patokan garis pertama. Jika jumlah garis ditambah makan akan lebih banyak lagi klasifikasi yang bisa dikodekan. Dengan sepuluh garis akan didapat 1.023 klasifikasi yang bisa dikodekan.

Bagaimana dengan angka di bawahnya ? Jika pemindai gagal, maka kasir akan memasukkan kode angka tsb sebagai pengganti pemindaian yg tidak sukses.

Pertama kali dipasang
Temuan barcode ini diakui tanggal 7 Oktober 1952. Pertama kali dipasang pada sebuah toko bernama Kroger di Cincinati. Dan dipasangnya pun hanya berupa stiker, bukan tercetak pada  kemasan.

Setelah tiga tahun komersialisasi barcode, mulai disadari arti pentingnya. Maka tahun 1969, Asosiasi Nasional Jaringan Makanan AS sepekat membuat standar system barcoce yang akan secara serempak dipakai industry. Lahirlah UPC (Uniform Product Code), symbol barcode yang dipakai sampai sekarang ini. Jadi, saat dikasir, selesai belanja discan, informasi harga barang terpampang di monitor, dan trit..tri..trit suara printer kasir berbunyi..keluarlah nota pembelian……..Belanja jadi mudah deh

 

No comments:

Post a Comment