Kata bom hanyalah gabungan tiga huruf. Namun, bendanya sungguh menaktkan. Sekali meledak bisa puluhan hingga ratusan nyawa terancam hilang. Tak aneh jika teroris menjadikannya sebagai senjata pamungkas. Tapi tidak banyak yang tahu, peralatan rumah tangga yang tak dirawat semestinya, juga bisa berubah menjadi bom. Tabung Gas/ LPG Anda contoh nyatanya.
Oleh karena itu, Pakdhe Heru "memberitai" suatu tips untuk membeli dan memperlakukan Tabung LPG yang baik dan benar. Simak tips berikut :
*minimal 80% permukaan tabung LPG masih tertutup cat. Sedikit karat masih diizinkan, asal tidak terlalu dalam. Tabung yang bagian bawahnya berkarat sebaiknya dihindari karena lebih kritis terhadap kebocoran.
*berat tabung harus tepat. Terlalu berat atau terlalu ringan dampaknya sama-sama merugikan.
*segel yang menutupi valve tabung tak boleh sobek atau tampak bekas diutak-atik
*selain sambungan las antara bagian atas dan bawah serta sambungan dengan kaki dan pegangan atas, tak boleh ada bekas lain di tabung
*pilih tabung yang masa layak pakainya masih panjang.
*Pilih tabung yang valve ulir atau drat-nya masih baik. Tipe ulir lebih aman terhadap kebocoran dari dalam tabung, namun lebih rumit memasang regulatornya. Sedangkan tipe alur klem sebaliknya, mudah dalam pemasangan regulator, namun regulatornya masih bisa berputar meskipun klem sudah dikunci.
*tabung LPG harus disimpan dalam posisi berdiri dengan valve di atas untuk meminimalkan bahaya jika bocor.
*jika mencium bau gas, segera matikkan kompor gas dan alat listrik lain yang bisa menimbulkan percikan api. Tutup katup regulator, buka lebar-lebar pintu, jendela, dan semua ventilasi.
*Habiskan LPG dalam tabung sebelum menukarnya dengan tabung penuh. Faktanya, sekitar 20% dari tabung LPG yang kembali ke perusahaan isi ulang ternyata masih bersisa. Mungkin saja regulatiornya rusak, terutup banyak endapat saluran LPG. Pemiliknya menyangka tabungnya kosong. Padahal tabung yang berisi gas tidak punya cukup tekanan untuk menyalurkan LPG ke kompor.


No comments:
Post a Comment