Tips untuk Ortu yang Memiliki Anak Hiperaktif - Pakdhe Heru

Thursday, March 1, 2018

Tips untuk Ortu yang Memiliki Anak Hiperaktif

Gejala hiperaktivitas ternyata terapinya bervariasi, mulai dari penggunaan obat modern hingga terapi yang bersifat tradisional. Obat-obatan dapat menyebabkan kecanduan. Karenanya, terapi alternative pun dimanfaatkan.


ADHD
Gangguan pemusatan perhatian disertai gejala hiperaktivitas motorik yang dikenal sebagai Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) atau Attention Deficit Disorder (ADD) ini menjangkiti 3-5 % anak berusia 4-14 tahun. Gejalanya , anak tidak mampu memusatkan perhatian (konsentrasi) pada satu tugas tertentu. Selalu gelisah dan tidak bisa duduk dengan tenang.

Penyebabnya bisa karena adanya kerusakan kecil pada system saraf pusat dan otak sehingga tentang konsentrasi menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Anak hiperaktif bergerak ke sama ke mari tak terarah, tak sesuai situasi yang dihadapi. Mereka pun kerap gagal menyelesaikan tugas.

Diduga ada beberapa faktor yang menyebabkan gangguan ini seperti temparamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak, epilepsy, alergi makanan, infeksi, kepala pernah terbentur, trauma kepala karena persalinan sulit.

Konsultasikan ke Ahlinya
Sayangnya, ortu sering salah menduga, anaknya umru dua tahun yang memang lagi senang-senangnya bergerak dan sulit duduk diam, divonisnya “hiperaktif”. Padahal cirri hiperaktif baru terdeteksi setelah anak setidaknya berusia empat tahun atau usia awal sekolah.

Jangan terburu-buru menvonis dan jangan pula didiamkan mungkin bisa kena, akhirya berlanjut hingga dewasa. Bisa-bisa nantinya ia menemukan masalah dalam pekerjaan, gara-gara cepat bosan, jenuh, pencemas, antisocial, tidak pernah menyelesaikan tugas. Jawabannya cukup sederhana :”BERKONSULTASI KE DOKTER PSIKOLOG ANAK”.


Makanan Tepat
Untuk mengurnagi gejala dapat dilakukan dengan diet makanan. Diet tanpa makanan pencetus alergi; yaitu makanan yang mengandung salisilat alami (jeruk, apel, apricot, beri, anggur) dan makanan yang mengandung  zat tambahan buatan, seperti pengawet, pemanis, pewarna, penyedap MSG. Jelas diet ini mengharuskan perubahan pola makan anak dan keluarga.  Jadi, perlu perhatian khusus dari Ibu dalam memasak dan menyajikan makanan.

Setelah menjalankan diet ketat beberapa lama, makanan yang dicurigai sebagai pencetus alergi dapat diberikan kembali satu per satu ke dalam menu. Jika muncul perubahan, tingkah laku pada anak, missal menjadi hiperaktif kembali, makanan itu jangan lagi diberikan.

Hiperaktivitas juga gara-gara kekurangan mineral tertentu. Gejalanya, anak punya keinginan berlebihan untuk makanan manis atau asin. Zat  mineral yang diduga berhubungan dengan ADHD, antara lain dimetilglisin, asam lemak, zat besi, magnesium, seng, enzim. Makanya, pemberian suplemen vitamin dan mineral akan sangat membantu kemajuan si anak.

Anak hiperaktif menyimpan energi berlebihan. Untuk lebih menyalurkan energinya, ajaklah dia berolahraga atau bertamasya kea lam terbuka, semisal kebun binatang, taman bermain. Di sana ia bisa bebas bermain, memanjat dan berlari sesuka hati. Intinya lakukan aktivitas yang menyenangkan.

Jika liburan, libatkan anak dalam banyak kegiatan sepulang sekolah tanpa melupakan bakat dan kemampuan fisiknya.  Jika bermain di rumah, ajaklah ia melakukan permainan yang membutuhkan konsentrasi, seperti menyusun puzzle, berkebun atau memelihara binatang.

Terakhir…Coba Tips ini
Lakukan tips ini bila memang setelah dikonsultasikan ke psikolog hasilnya positif :

1.      Ajarkan disiplin pada anak hiperaktif, agar ia  dapat mengatur dirinya dengan baik

2.      Jangan memghukumnya. Perilaku hiperaktif bukan kesalahan

3.      Jangan sekali-kali melabeli anak hiperaktif sebagai  anak nakal, malas atau bodoh. Karena akhirnya ia akan bersikap seperti yang dilabelkan padanya

4.      Keefektifan terapi berbeda-beda bagi tiap anak, ortu harus menentukan terapi yang terbaik bagi anak

5.      Yang terpenting, berikan kasih sayang ( bukan memanjakan) pada anak ADHD melebihi saudara lainnya. Sebab, seberapa bnayak kasih saying yang ditumpahkan kepada anak ADHD tidak akan perbah bisa penuh


No comments:

Post a Comment