Wisata batik menjadi alternatif pilihan yang dapat Anda lirik. Dengan wisata ini tidak hanya perkampungan batik yang bisa dikunjungi, Anda juga dapat mengetahui tentang sejarah batik, belajar membatik, menginap di penginapan-penginapan yang dulunya milik juragan batik, dan asyiknya itu… shopping produk-produk batik sepuasnya.
Bukan wanita saja
Jika Anda mengunjungi Solo maka setidaknya akan dijumpai dua perkampungan Batik. Keduanya, hidup lagi setelah sempat bertahun-tahun “mati suri”. Siapkan mata Anda untuk menikmati keindahan batik dengan mampir ke kedua perkampungan tersebut yaitu Laweyan dan Kauman.
Pada masa lalu kampung Laweyan memang dipersiapkan sebagai kawasan industry. Di sini rumah-rumahnya besar-besar, ada halamannya, dan ada pabriknya sebagai tempat produksi. Tiap rumah itu dikelilingi pagar tembok tinggi. Uniknya antar rumah ada semacam pintu penghubung, baik di dalam tanah maupun di atas tanah.
Jika Anda mengunjungi Solo maka setidaknya akan dijumpai dua perkampungan Batik. Keduanya, hidup lagi setelah sempat bertahun-tahun “mati suri”. Siapkan mata Anda untuk menikmati keindahan batik dengan mampir ke kedua perkampungan tersebut yaitu Laweyan dan Kauman.
Pada masa lalu kampung Laweyan memang dipersiapkan sebagai kawasan industry. Di sini rumah-rumahnya besar-besar, ada halamannya, dan ada pabriknya sebagai tempat produksi. Tiap rumah itu dikelilingi pagar tembok tinggi. Uniknya antar rumah ada semacam pintu penghubung, baik di dalam tanah maupun di atas tanah.
Setelah sempat tenggelam, namanya terdengar kembali pada 2004 sebagai kampong Batik. Perkampungannya ditata. Di lima jalan masuknya dari jalan Dr. Rajiman, dipasang papan nama “Kampoeng Batik Laweyan”. Jalan-jalan diperbaiki. Juga dibuatkan papan penunjuk arah. Khusus di perempatan jalan di dekat bekas Pasar Laweyan, dibuatkan Tugu Batik. Tak ketinggalan, di beberapa tempat dibuatkan shelter becak wisata yang siap mengantarkan pengunjung berkeliling Laweyan. Showroom pun bermunculan. Kurang lebih ada 15 gerai batik dengan aneka produk yang dijual meliputi pakaian, tas, dompet, dsb.
Yang menarik, di Kampung Laweyan Anda dapat menjumpai pembatik laki-laki. Satu-satunya pabrik yang memiliki pembatik laki-laki itu adalah Batik Mahkota.
Pemukiman Ulama menjadi Kampung Batik
Selain di Kampoeng Batik Laweyan, Kampung Kauman juga dapat menjadi alternatif Anda berwisata batik. Secara administrative kampung ini bagian dari Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Batas utaranya jalan Slamet Riyadi, batas baratnya Nonongan, batas selatannya Soyudan, dan batas timurnya alun-alun.
Namanya sama dengan kampung Kauman di Yogyakarta yang dekat dengan Masjid Gedhe Kauman. Dan fungsinya dulu sama dengan yang di Yogyakarta, sama-sama perkampungan para ulama. Keberadaan kampung ini tak lepas dari keberadaan Keraton Surakarta. Kampung ini dibangun bersamaan dengan berdirinya Masjid Agung.
Mirip di Kampung Laweyan, di kampung ini Anda juga dapat melakukan berbagai hal, mulai dari sekadar cuci mata atau berbelanja batik, belajar membatik, hingga belajar tentang perkembangan batik di Surakarta melalui museum-museum batik yang dimiliki para pengusaha batik di Kauman.
Beberapa pengusaha batik Kauman juga memiliki museum-museum pribadi yang dapat Anda kunjungi secara gratis. Di dalamnya dipamerkan batik khas Kauman dan batik-batik khas Surakarta.
*----* Berminat ???
No comments:
Post a Comment