Sedikit Cerita..Asal...Usul ...Usut Sejarah Kaus Kaki - Pakdhe Heru

Monday, February 19, 2018

Sedikit Cerita..Asal...Usul ...Usut Sejarah Kaus Kaki

Sock adalah sebutan untuk kuas kaki bagi Orang Inggris. Kata sock ini diambil dari bahasa Latin yaitu soccus yang artinya sepatu yang dikenakan komedian Romawi. Bangsa romawi juga memakai kaus kaki soccus ini dengan sandalnya. Akan tetapi jika masuk ruangan, andal dilepas dan kaus kakinya tetap dipakai.


Sementara kaus kaki tertua tercatat dikenakan bangsa Yunani Kuno di abad ke- 8 SM dengan bulu hewan kusut untuk penghangat. Sementara bangsa Romawi membungkus kaki dengan kulit atau bahan tenun.


Di abad ke-12, kaus kaki bermakna sepatu bawah, sandal atau rajutan penutup kaki yang kadang memanjang ke lutu. Di era 1490-an, kaus kaki yang menyatu dengan celanan pendek membentuk celana panjang ketat dari sutera berwarna, wol, dan beludru, digemari. Lalu muncullah istilah socking yang menggambarkan penutup kaki dan tungkai pada tahun 1583. Abad ke-18 sudah jamak pria dan wanita mengenakan stocking putih dari wol atau sutera.

Pada 1589 William Lee of Nottinghamshire dari  Inggris menemukan mesin rajut kaus kaki. Pembuatan kaus katun kaki katun, wol, sutera berwarna menjadi lebih mudah, murah, dan digemari. Kaus kaki yang menutup seluruh telapak kaki dengan rajutan  penutup pergelangan  kaki lebih pas. Sulaman hiasan pergelangan kaki yang disebut clocks yang lalu juga diterapkan di kaus kaki panjang hingga lutut dan paha popular di abad ke-17. Pun begitu, industry kaus kaki rajutan tangan  tetap bertahan  hingga tahun 1800.

Pada tahun 1930-an mesin rajut kaus kaki menjadi lebih canggih. Pengembangan yang cukup mencolok adalah ditemukannya polimer khusus  yang kuat bak sutera pada tahun 1935 oleh Julian Hill, peneliti di Du Pont Company, kelompok perusahaan  pimpinan Wallace Carothers di Delaware. Polimer yang terbuat dari campuran  air, alcohol, dan tearang yang dipanaskan ini kemudian  dipatenkan tahun 1937.

Tahun 1939 serat buatan ini diperkenalkan di World’s Fair di New York. Dari singkatan kota ini, NY, dinamailah serat tadi nylon (nilon). Stocking nilon pertama ditawarkan di perkotaan pada 15 Mei 1940. Lebih dari 72.000 pasang terjual di hari pertama. Pasar sutera Jepang pun jatun dalam semalam.

Jepang sendiri memiliki tradisi kaus kaki. Tabi menutupi mata kaki dengan rajutan terpisah antara ibu jari dan jari lainnya untuk mempermudah pria dan wanita mengenakan alas kaki semacam zori, geta sebagai pelengkap busana kimono atau wukufu. Warna umum tabi adalah putih, warna formal untuk upacara minum teh.

Pria kadang mengenakan tabi biru atau hitam untuk bepergian. Wanita kadang juga mengenakan tabi dengan corak dan warna yang digemari pria. Pekerja bangunan, petani, tukang kebun, dan penarik rickshaw (becak) kerap mengenakan tabi. Bahannya lebih kuat dan berat dan kadang dilengkapi sol. Jadi lebih mirip sepatu bot daripada kaus kaki.

Sampai kini, bangsa jepang memiliki adat melepas sepatu dan mengenakan sandal di ruangan kecuali yang berlantai marmer atau keranik. Kaus kaki tetap dikenal di musim dingin atau panas. Kaki memang tak pantas telanjang.





No comments:

Post a Comment