Kenali dan Waspadai Parafilia - Pakdhe Heru

Monday, February 26, 2018

Kenali dan Waspadai Parafilia

Penyimpangan seksual yang dalam bahasa medisnya dinamakan parafilia, merupakan kumpulan gangguan psikoseksual yang ditandai oleh fantasi seksual khas, dorongan serta perilaku seksual yang menggebu, dan ada keinginan mengulang, sehingga amat membeni pelaku.

Parafilia terkadang muncul tiba-tiba berlangsung singkat, dan hanya dimanifestasikan pelakunya saat dalam keadaan stress.
 

Di masyarakat pedesaan atau masyarakat yang masih memegang teguh adab-adat dan norma agam yang kuat serta kohesi masyarakat dan penduduk yang akrab dan saling mengenal, parafilia tidak banyak muncul. Pada kondisi macam itu masyarakat bertindak sebagai system pengatur dan pencegah parafilia.

Sebaliknya parafilia mudah terjadi pada masyarakat perkotaan yang majemuk,cuek, dan tak saling kenal. Perkembangan dunia yang demikian maju, informasi yang berkembang pesat, mobilitas penduduk tinggi, pergaulan internasional semakin semarak, serta perpaduannya, juga memudahkan terjadinya penyimpangan perilaku seksual.

Ada 3 faktor penyebab terjadinya parafilia :

1.      Faktor organik karena terdapat kelainan hormone dalam darah, otak dan susunan saraf, serta kromosom.

2.      Faktor psikologik-edukatif, penyebabnya bisa ditemukan berupa belum berkembangnya seseorang sesuai dengan norma, perasaan berdosa dalam berhubungan seks, rendah diri terhadap lawan jenisnya, serta pengalaman melihat perbuatan orang. Penyebab utamanya pernah menjadi korban sodomi atau perbuatan semisalnya.

3.      Lingkungan, tempat tinggal yang terpencil, dalam penjagaan ketat macam di penjara, atau lingkungan kurang mendukungh, sering dihukum aatau disiksa, juga bisa memicu seseorang menngidap salah satu jenis parafilia.

 
Untuk memberikan sedikit gambaran, parafilia berdasarkan gangguan identitas dan peran jenisnya dibedakan menjadi :

1.      Zoofilia, perilaku seksual dengan binatang sebagai pasangannya

2.      Koprofilia/analisma, kecenderungan mendapat kenikmatan seksual dengan mengotori atau dikotori tinja pasangan

3.      Inses, berhubungan seks dengan orang yang masih sedarah

4.      Masturbasi, perilaku seksual untuk memuaskan diri seniri tanpa pasangan

5.      Transvestisma, bila seseorang (pria atau wanita) merasa dirinya sebagai sosok lawan jenisnya dan mengenakan pakaian lawan jenisnya. Pada pria ditandakan dengan gemar memakai kosmetik seperti eye-shadow, lipstick dan blush-on.

6.      Transeksualisma, suatu keinginan seseroang baik pria maupun wanita untuk mengganti jenis kelaminnya. Gangguan ini dibagi menjadi :

a.       Homoseksual (gay dan lesbian), kesenangan untuk berhubungan seks dengan pasangan sejenis.

b.      Paedofilia, dorongan dan perilaku seksual yang ditujukan pada anak-anak (pria/wanita) di bawah 13 tahun

c.       Fetishisma, perilaku seksual dengan objek benda milik lawan jenis, contohnya : sepatu, sarung tangan, celana dalam, BH, atau stocking.

d.      Nekrofilia, penyimpangan perilaku seksula dengan bersetubuh bersama mayat. Banyak korban sengaja dibunuh dulu, sebelum ditiduri

e.       Presbiofilia/gerontofilia, perilaku seksual dengan obyek seksual orang jompo (kakek-nenek)

 
 

Sedangkan menurut cara pemuasannya, parafilia dibedakan atas :

1.      Ekshibisionisme, dorongan yang tertahan untuk memperlihatkan alat kelamin kepada orang tidak dikenal atau tidak menduga. Kenikmatan seksual muncul saat mempertontonkan alat kelamin atau ketika orang yang melihatnya terkejut. Hal ini bisa disebabkan saat masa prapuber si pelaku sering dibentak saat memainkan kemaluan atau pernah mengalami trauma

2.      Froteurisme, gangguan yang ditandai dengan kesenangan menggosok-gosokkan alat kelamin pria pada pantat atau tubuh wanita berpakaian lengkap untuk mencapai orgasme. Perilaku ini dilakukan pada tempat-tempat yang berdesakan seperti di bus kota, kereta api, konser, antrian tiket atau sejenisnya, pada saat acara demonstrasi. Pelaku biasanya  penyendiri

3.      Voyeurisme, peeping Tom, atau skoptofilia, penyimpangan seksual di mana seseorang hanya terangsang bila mengintip dan mengamati orang telanjang, sedang mandi atau bermesraan.

4.      Sadisme, perilaku seksual yang disertai dengan penyaluran agresivitas pada pasangannya.

5.      Masokisme, hampir mirip dengan sadisme tetapi bedanya adalah selain siksaan ditambahi hinaan oleh pasangannya (bahasa bebasnya merelakkan diri menjadi korban bukan pelaku sehingga memperoleh kenikmatan seksual).

6.      Oralisme, bentuk senggama dengan menggunakan kontak mulut dan genital

7.      Hipoksifilia, penyimpangan seksual dalam bentuk mencekik diri untuk mencapai orgasme

8.      Perkosaan, yaitu pemaksaan dalam melakukan hubungan seksual


 

Bagaimana bila Anda, keluarga atau karib kerabat mengidap penyakit di atas ???  Jawabannya : harus segera dikonsultasikan ke psikiater.

 

No comments:

Post a Comment